Senin, 05 Mei 2014

AMBULASI DAN MOBILITAS


AMBULASI DAN MOBILITAS

Ambulasi merupakan upaya sesaoran untuk melakukan upaya latihan jalan atau berpindah tempat.
Mobilitas merupakan suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan 
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.

JENIS MOBILITAS

1.Mobilitas Penuh
Merupakan kemampuan sesaorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat 
melakukan intraksi sosial dan menjalankan peran sehari hari. Mobilitas penuh ini merupakan
fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh sesaorang.

2. Mobilitas Sebagian
Merupakan kemampuan sesaorang untuk bergerak dengan batasan yang jelas, dan tidak mampu
 bergerak secara bebas karna di pengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan saraf sensorik pada 
area tubuhnya. Kasusu ini dapat dijumpai pada kasus cidera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas 
bawah karna kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini di bagi menjadi
dua jenis, yaitu: 
a. Mobilitas sebagian temporer merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
    yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat di sebabkan oleh trauma reversibel pada sistem 
    muskuloskeletal. Contnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang. 
b. Mobilitas sebagian permanen merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
 yang sifatnya menetap. Hal tersebut di sebabkan oleh rusaknya sisitem saraf yang reversibel.
 Contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cidera tulang belakang,
 dan untuk kasus poliomielitis terjadi karna terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS
Mobilitas sesaorang dapat di pengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya :

1. Gaya Hidup:
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas sesaorang,
karna gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

2.Proses Penyakit/injuri
Peroses penyakit dapt mempengaruhi kemampuan mobilitas karna dapat mempengaruhi 
fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh orang yang menderita fraktur femurakan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah.

3.Kebudayaan
 Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Sebagai contoh,
 orang yang memiliki budaya berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat,
 sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karana adat dan budaya
 tertentu dilarang untuk beraktivitas.

4.Tingkat Energi Sesaorang
Energi adalah sumber melakukan mobilitas. Agar sesaorang dapat melakukan mobilitas
 dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.

5.Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikaranakan
 kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.
Referensi; 
Muhsrifatul Uliyah & A.Azis Alimul Hidayat Dalam buku Edisi 2 Keterampilan Dasar
 Praktik Klinik Untuk Kebidanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar